Wednesday, March 23, 2011

Manusia Baru

Efesus 4:17-32

Tujuan           
1.      Jemaat memahami perbedaan manusia lama dan manusia baru
2.      Jemaat memahami bahwa Tuhan menghendaki setiap orang percaya untuk terus berjuang hidup mengenakan manusia baru sebagai sebuah proses penyempurnaan yang Allah kehendaki
3.      Jemaat bertekad untuk berjuang hidup bagi Allah.


Kecenderungan alami manusia adalah untuk memikirkan jalan hidup mereka yang seringkali justru berlawanan dengan Allah.  Membuat mereka menjadi seorang yang bingung dan putus asa.

Suatu malam di bulan November tahun 1971, seorang Hamba Tuhan bernama Luis Palau sedang berkotabh di kota Lima, ibukota Peru.  Dalam kerumunan orang banyak itu ada seorang wanita anggota pasukan gerilya dan ia pernah membunuh polisi maupun orang sipil.  Ia mendengar firman Tuhan.  Dan sebelum fajar menyingsing keesokan harinya ia berlutut di sebelah tempat tidurnya, dengan sedikit pengetahuan Alkitab ia menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamatnya.  Hidup wanita ini sepnuhnya telah diubah oleh Kristus.  Sekarang ia sedang mengurus dua ribu anak miskin dengan jalan memberikan makan pagi kepada mereka.  Ia telah membangun sekolah-sekolah untuk mereka di perkampungan miskin di Peru dan memulai beberapa gereja juga.

Ada juga dikisahkan mengenai seorang wanita kaya di Inggris.  Walaupun ia berpendidikan tinggi dan berpengaruh, namun ia dipenuhi ketakutan karena aliran sesat dan akan kemat8ina.  Sekarang ia hidup dengan damai sejahtera dan bebas dari rasa takut.  Kepercayaannya kepada Kristus telah mengubahnya seperti ini.   Kini ia sedang menuntun banyak orang lain datang kepada Tuhan Yesus di daerah-daerah miskin di Amerika Latin ataupun di kalangan orang kaya di Inggris. 

Kedua wanita itu ataupun bahkan orang-orang lain di belahan dunia ini, berada di tempat yang berbeda, namun diubah oleh satu PRIBADI—Yesus Kristus, Sang Juruselamat, dan mereka menghasilkan suatu kualitas hidup yang bertolak belakang dengan kehidupan mereka sebelum kenal Kristus.  Mereka yang putus asa. Akhirnya memiliki pengharapan bahkan memiliki kehidupan yang berkualitas mempengaruhi orang-orang di sekitar mereka.  Karena iman mereka kepada Kristus.  Iman kepada Kristus bukanlah sebuah alat untuk menghibur seseorang di tengah keputusasaan.  Iman kepada Kristus adalah sarana atau alat bagi kita untuk berjumpa dengan Kristus, Sang Pengubah Hidup.

Pertanyaannya adalah: SEPERTI APAKAH SEBENARNYA KEHIDUPAN ORANG KRISTEN ITU?

KEHIDUPAN KRISTEN ADALAH:
1.      HIDUP YANG MENINGGALKAN MANUSIA LAMA (ayat 17-22)
Setiap orang harus mampu melihat perbedaan antara orang percaya dan orang bukan Kristen melalui cara hidup orang  Kristen yang memamng berbeda.  Efesus 5:8 menyebutkan bahwa “memang dahulu kita adalah kegelapan, namun saat ini kita adalah anak-anak terang di dalam Tuhan.”   Paulus berkata kepada orang Efesus untuk menanggalkan manusia lama, karena mereka saat ini adalah pengikut Kristus.  Menjalani kehidupan Kristen adalah sebuah proses.  Yaitu sebuah proses untuk meninggalkan manusia lama, yang: dikuasai oleh hawa nafsu.  Yaitu keinginan  untuk memuaskan segala kemauan kita tanpa peduli apa pun caranya.  Keinginan diri yang tidak pernah puas dan selalu menginginkan lebih.

2.      HIDUP YANG DIKENDALIKAN ALLAH (ayat 23)
Sejak kita mengambil keputusan untuk menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka kita telah menjadi bagian di dalam tubuh Kristus.  Dimana Kristus adalah kepala yang mengendalikan setiap orang percaya pada bagiannya masing-masing untuk hidup bagi Allah.  Roh Allah tinggal dalam diri kita.  Sejak saat itu tidak ada lagi kehidupan yang dijalani tanpa Allah.  Kristus memimpin hidup kita dan menguasai seluruh hidup kita.   Inilah sebenarnya yang dibentuk oleh klahiran kembali atau pengudusan.
Ada dua aspek yang tidak terpisahkan dan dikaitkan oleh pertobatan, yaitu: mematikan manusia lama dan mengambiul bagian dalam kehidupan baru.  Keduanya secara langsung berasal dari kesatuan dengan Kristus.  Dan hal ini bukan mudah-mudahan, namun kenyataan, bahwa orang percaya adalah manusia baru yang dikendalikan oleh Kristus.  Bagaimana agar kehidupan kita dikendalikan oleh Kristus?   Kita butuh berjumpa dengan-Nya tiap hari melalui firman-Nya. 
Ilustrasi:
Seorang kakek bernama Ben adalah seorang Kristen yang penuh hikmat.  Setiap pagi sebelum memulai pekerjaannya, dia selalu membaca Alkitab.  Cucunya yang bernama Jack mencoba meniru teladannya.  Namun setelah beberapa waktu, Sang Cucu bertanya pada kakeknya,”Kek, aku sudah mencoba membaca Alkitab setiap hari tetapi seringkali aku tidak mengerti.  Dan, apa sih gunanya membaca Alkitab setiap hari?”

Dengan tenang Kakek Ben mengambil keranjang arang yang terbuat dari dari rotan (dnegan anyaman yang  tidak terlalu rapat).  Ia berkata,”Cucuku, bawalah keranjang ini ke sungai dan penuhilah dengan air, lalu angkatlah kemari.”  Jack agak ragu, namun ia tetap melaksanakannya.  Ternyata air dalam keranjang itu habis menetes sebelum ia tiba di depan Kakek.  “Aduh, Kakek, airnya habis menetes dari antara lubang-lubang ini,” kata Jack dengan suara lemas. “Kalau begitu cobalah lari dengan lebih kencang,”jawab kakeknya dengan tersenyum ramah.  Jack mengulanginya lagi dnegan lebih cepat.  Dengan terangah-engah ia tiba di depan Kakeknya, namun air dalam keranjang itu tetap tidak tersisa.  “Kek, airnya tetap habis terbuang menetes dari lubang-lubang yang ada.”  Percuma saja usaha ini!” kata Jack sambil mengelap keringatnya.
“Oh, jadi kamu pikir ini percuma?” tanya Kakek Ben sambil menpuk bahu Jack.  “Coba kamu perhatikan keranjang itu! Kini telah bersih dari kotorang arang yang hitam di bagian dalam danluarnya,”  lanjut Kakek dengan suara berwibawa dan mantap.

Saat kita belajar firman Tuhan, mungkin ada bagian yang tidak kita pahami, namun pelahan-lahan namun pasti firman Tuhan mengubah diri kita menjadi bersih.  Mengarahkan pemikiran dan hati kita, sehingga ada suatu standar hidup yang tertanam dalam hati kita yang tanpa kita sadari Roh Kudus telah lakuakn saat kita belajar kebenaran firman Tuhan.

3.      HIDUP YANG MENGENAKAN MANUSIA BARU (ayat 24-32)
Ayat 24 (LAI) : dan mengenakan manusia baru , yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
Ayat 24 (NIV): and to put on the new self, created  to be like God in true righteousness and holiness.

Manusia baru adalah manusia yang memiliki kualitas karakter seperti yang Allah kehendaki, bukan apa yang diri sendiri kehendaki.  Diciptakan serupa Allah.  Manusia baru adalah pemulihan gambar Allah di dalam diri kita.  Salah satu tafsiran Efesus 4:24 mengatakan demikian,” Adam telah diciptakan menurut gambar Allah agar dia bisa menghadirkan kebaikan Allah seperti dalam sebuah cermin, tetapi karena gamba ritu telah dirusak oleh dosa, gambar itu sekarang harus dipulihkan dalam Kristus.  Kelahiran kembali orang beriman sebagai manusia baru adalah PEMULIHAN GAMBAR ALLAH di dalam diri mereka.

Kita adlah orang berdosa, yang dikuduskan secara progresif (terus menerus).  Pemulihan ini tidak akan selesai dalam waktu satu menit, atau satu hari, atau satu tahu; tetapi Allah menghapus kerusakan kaum pilihan-Nya dalam rentetan waktu yang berkesinambungan, sidikit demi sedikit untuk menjadikan kita Bait yang sesuai bagi DIRI ALLAH SENDIRI.  Allah tidak pernah berhenti untuk terus menguduskan kita.  Meskipun dosa masih berdiam di dalam diri kita, dosa itu tidak lagi memiliki kuasa untuk mengendalikan kita.  Dengan kekuatan Allah kita mampu mengalahkan dosa.

Minimal ada 3 kualitas penting yang ada di dalam diri manusia baru
A.  Kebenaran, yaitu:
·         Memegang kebenaran Allah
·         Memiliki komitmen pada kebenaran Allah
·         Menentang dosa
Contoh praktis dalam Efesus 4:
i)        Marah dengan benar, yaitu:
Alasannya benar: bukan supaya menang sendniri, namun karena ada yang melanggar aturan main Allah
Caranya benar: tidak lebih dari satu hari
Tidak berbuat dosa: menimbulkan kejahatan
ii)       Berkata benar, yaitu: perkataan tidak dikurangi maupun ditambah serta disampaikan dengan motivasi benar dan tidak untuk menjatuhkan orang lain.
iii)     Bekerja dnegan benar, yaitu: tidak mencuri, tidak mengambil keuntungan lebih daripada yang seharusnya, supaya hasil yang diperoleh dengan cara benar dapat dipergunakan untuk memberkati orang lain.  Cara yang bekerja yang salah (mencuri/korupsi) tidak dapat dibenarkan sekalipun tujuannya baik (untuk menolong rakyat miskin).

B.   Kesucian
·         Berdasarkan kesucian Allah : tidak ada noda/cela/dosa/cacat/terpisah dari segala kenajisan.
·         Komitmen untuk melakukannya
·         Disiplin dalam setiap pengambilan keputusan.
Contoh praktis:
Ayat 29: Jangan ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, pakailah perkaatn yang membangun.

C.  Kerendahan Hati (bukan kehendak saya melainkan kehendak Allah).
Kerendahan hati adalahsebuah karkater yang dibangun berdasarkan dua hal, yaitu:
·         Memilih untuk menyadari dan mengakui bahwa apa yang kita miliki adalah dari Allah.
·         Memilih untuk taat kepada otoritas moral yang lebih tinggi.
Otoritas Allah menempatkan kita pada tempat  maupun posisi yang tidak bisa kita pilih.  Kita lahir dalam sebuah keluarga yang tidak bisa kita pilih, dalam suku dan bangsa yang tidak bisa kita pilih.  Tetapi jika Allah mengijinkannya berarti Ia sedang melakukan sesuatu untuk membentuk kita dalam suatu situasi tetentu.
Contoh Yohanes 9:3: orang buta yang disembuhkan oleh Yesus.  Banyak orang bertanya mengapa ia buta.  Jawaban Yesus saat itu adalah supaya pekerjaan Allah dinyatakan di dalam dirinya.  Ada  kesulitan yang kita rasakan namun membiarkan Allah mengerjakan sesuatu tanpa kita berusaha untuk berontak kepada Allah.
Contoh praktis: membuang segala kepahitan dan kegeraman (ayat 31) dengan keramahan dan pengampuan (ayat 32).
 Namun seringkali manusia berjuang demi reputasi dan bukan demi karakter.  Demi apa yang dilihat orang dan bukan demi apa yang Tuhan mau.
Peliharlaah karakter dan integritas Anda maka Tuhan akan menjaga reputasi Anda. Karakter adalah esensi sesungguhnya yang ada di dalam diri seseorang dan ini menentukan integritasnya.  Sedangkan reputasi adalah apa yang orang lain pikirkan tentang orang itu.  Ada kalanya orang lebih terpaku pada reputasi, namun Allah lebih peduli pada karakter dan integritas.

Maukah kita berjuang menjalani kehidupan Kristen sebagaimana yang Allah kehendaki, yaitu:
1.      Hidup  yang meninggalkan manusia lama
2.      Hidup yang dikendalikan Allah
3.      Hidup yang mengenakan manusia baru, yang adil, suci, dan rendah hati.
Kiranya Tuhan menolong kita...

1 comment:

  1. Shalom.. Saya sangat tertarik dengan porikop khotbah Ini. Saya juga sedang mempraktikkan khotbah untuk teks Ini.. Terima kasih, Tuhan Memberkati kita semua, AMEN🙏🏻🙏🏻🙏🏻

    ReplyDelete