Sunday, October 30, 2011

Berharap kepada Tuhan

Ratapan 3:22-23

"Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru setiap pagi: besar kesetiaan-Mu!"

Dukacita dan sukacita adalah seperti dua sisi mata uang dalam kehidupan manusia.  Semua orang, baik yang mengaku percaya kepada Tuhan, maupun tidak, sama- sama akan mengalami suka dan duka.  Seperti kitab Pengkotbah 3 mengatakan,"untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ini ada waktunya.  Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam.  Ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa..."  Untuk semua pengalaman, ada waktunya.  Ada orang yang menjalaninya dengan pasrah dan menyerah pada keadaan, ada yang mengalami depresi atau kepahitan di kala sesuatu tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan, ada yang berpura - pura tidak terjadi apa - apa dan mencoba melupakan apa yang terjadi dengan cara menenggelamkan diri kepada kebiasaan buruk.

Diantara semua pilihan itu ada satu sikap yang dipilih oleh penulis kitab Ratapan ini, yaitu "berharap kepada Tuhan." Dalam ayat ke-20, penulis kitab Ratapan menyatakan bahwa ada hal - hal tertentu yang membuat dia merasa tertekan, namun ia tidak membiarkan perasaan tertekan itu mengendalikan dirinya.  Istilah "berharap kepada Tuhan memiliki makna yang sama dengan istilah "memiliki pengharapan di dalam Tuhan."  Artinya adalah seorang yang memilih untuk tidak berputus asa, atau ketakutan, ataupun dikuasai kecemasan akan masa kini maupun masa depan.  Orang yang memiliki pengharapan di dalam Tuhan akan terus menantikan hadirnya sesuatu yang baik di dalam hidupnya.  Sekalipun saat ini segala sesuatu seolah tidak pasti dan tidak baik dalam pandangannya, namun ia tetap kuat untuk menunggu datangnya hal yang baik dalam hidupnya.

Ini bukanlah sikap menipu diri sendiri atau menenangkan diri dengan sebuah angan-angan/impian, karena harapan ini didasarkan bukan pada diri kita atau angan - angan kita, melainkan kepada Tuhan yang kasih dan setia-Nya tidak berkesudahan.

  1. KASIH SETIA TUHAN TIDAK BERKESUDAHAN
Hal ini berarti kasih setia Tuhan tidak putus-putusnya, berlangsung terus menerus sampai selama - lamanya.  Artinya  dari dulu sampai sekarang Ia tetap setia mengasihi kita.  Kasih Tuhan inilah yang membuat Tuhan hanya memberikan yang terbaik pada setiap anak-Nya.  Setiap rancangan-Nya selalu bisa kita percaya.  1 Korintus 1:8-9 menyatakan bahwa Allah kita setia.  Ia yang telah memanggil kita untuk percaya pada-Nya, Ia pun akan menjaga dan meneguhkan kita, seperti seorang bapak yang kadangkala membiarkan anaknya untuk belajar mandiri, namun tetap mendampingi untuk dapat menolong saat tertentu.  Allah kita setia berarti Ia adalah pribadi yang sangta bisa diandalkan, dapat dipercaya, tidak pernah merancangkan hal buruk bagi umat-Nya.

         2. RAHMAT/ANUGERAH-NYA TIDAK HABIS-HABISNYA
    Anugerah Tuhan yang sempurna adalah anugerah keselamatan, yang diberikan kepada setiap orang berdosa yang mau datang dan bertobat kepada-Nya.  Namun bersamaan dengan itu juga ada anugerah untuk bangkita dan pulih kembali sesudah kita jatuh. Dalam anugerah-Nya,  Tuhan memahami kelemahan kita, dalam anugerah-Nya Tuhan bersedia mendampingi kita untuk melangkah selangkah demi selangkah menata kehidupan kita.  Rahmat/anugerah/belas kasihan Tuhan untuk mendengarkan keluh kesah kita, mengerti kesulitan kita menjalani kehidupan sesuai kehendak-Nya, dan dengan sabar membimbing kita untuk menjalani satu hari demi satu hari melangkah bersama dengan Dia.  Tuhan selalu bersama kita. Tidak ada satu haripun dimana kasih setia dan rahmat-Nya meninggalkan kita.

              3. KASIH SETIA DAN ANUGERAH TUHAN SELALU BARU SETIAP PAGI
      Itu berarti bahwa ketika kita membuka mata kita setiap hari, kasih setia Tuhan telah Tuhan siapkan untuk mendampingi kita memasuki hari itu.  Apa yang Tuhan sediakan selalu cukup bagi kita untuk melangkah memasuki hari yang baru.  Mungkin akan ada hari dimana kita merasakan begitu berat, namun Tuhan tahu apa yang kita butuhkan.  Sebagaimana seorang ibu yang meletakkan payung di tas anaknya yang hendak berangkat ke sekolah saat hari mendung, sekalipun anaknya tidak merasa perlu, untuk mempersiapkan jika sewaktu - waktu turun hujan, maka anaknya akan terlindung.  Tuhan adalah maha tahu, Ia pasti menyediakan anugerah-Nya yang cukup sehingga saat di tengah kesulitan pun kita tetap merasakan kelegaan.  Besar kesetiaan Tuhan tidak terukur oleh pemikiran kita.

      Jadi, apakah yang seharusnya dilakukan oleh seorang percaya saat ia memasuki hari yang baru dengan segala kemungkinan yang terjadi di dalamnya, bersama dengan penulis kitab Ratapan kita bisa berkata, "AKU BERHARAP KEPADA-NYA, AKU BERHARAP KEPADA TUHAN."

      Ratapan 3:24
      "TUHAN adalah bagianku," kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya.

      1 comment:

      1. Bagus Ona.... :) tp kalau aq boleh kasi masukkan, buat aq yang orang awam, isinya masih kurang "membumi",hehehe....

        Isinya bagus...mengungatkan sekali...semangat! Gbu :)

        ReplyDelete