Sunday, July 24, 2011

NAIK KE GUNUNG TUHAN

Mt. Sinai
Yerusalem adalah salah satu kota yang sangat mashyur di dunia. Kota ini sudah berdiri paling sedikit sejak 3 milenium SM.  Kurang lebih 3 ribu tahun sebelum Masehi.  Dewasa ini Yerusalem dipandang sebagai kota Suci bagi 3 agama monoteisme terbesar di dunia, yaitu Kristen, Islam, dan Yahudi.  Yerusalem menjulang tinggi di punggung bukit.  Saat Daud menjadi Raja, ibukota pertamanya adalah Hebron, tetapi sesudah ia melihat betapa pentingnya Yerusalem ia menaklukkan Yerusalem.  Yerusalem terletak diantara daerah kekuasaan 2 suku yang saat itu dipimpin oleh Daud supaya tidak timbul kecemburuan.  Sesudah merebut Yerusalem, Daud mendirikan istananya dan memperkuat kubu pertahanan disana, yang oleh beberapa orang disebut sebagai Sion.  Ia menempatkan tabut perjanjian di kota Yerusalem, lebih tepatnya di kubu pertahanan, yaitu di Sion.  Mazmur 24 merupakan liturgy prosesi, merayakan kehadiran Tuhan di Sion.  Mazmur ini kemungkinan disusun saat Daud membawa Tabut Perjanjian memasuki Yerusalem (2 Samuel 6).  Tabut perjanjian merupakan sebuah kotak yang berisi Kitab Taurat yang ditulis oleh Musa, tongkat Harus yang berbunga, dan manna.  Tabut ini dibuat atas perintah Tuhan sebagai tanda kehadiran Tuhan di tengah umat-Nya Israel.  Beberapa kali Tuhan marah kepada Israel sehingga Ia membiarkan bangsa lain mengambil tabut ini. 

Sesudah Tabut Perjanjian berada di tanah Filistin selama  7 bulan, maka orang-orang Filistin berusaha mengembalikannya kepada orang Israel karena kehadiran Tabut itu telah mendatangkan kesusahan bagi mereka.  Mereka mengembalikan Tabut Perjanjian disertai dengan persembahan.
Dalam 2 Samuel 6  dikatakan bahwa Daud merencanakan untuk menempatkan tabut itu di Yerusalem.  Setiap enam langkah Daud memberikan korban persembahan sebagai tanda penghormatannya kepada Allah.  Ketika tabut itu dibawa oleh Daud, Daud sangat bersukaria.  Ia menari dengan diiringi oleh music.  Sekalipun istrinya mencemooh, namun Daud justru menegur istrinya. 
Mazmur 24, berada dalam satu kumpulan Mazmur yang merupakan suatu bentuk kerangka Mazmur 15 dan Mazmur 24 berbicara tentang gunung Tuhan, kemah Tuhan.  Siapa yang boleh tinggal dalam rumah Tuhan.  Sedangkan di tengah-tengahnya yaitu Mazmur 19 berbicara mengenai keagungan Tuhan atas ciptaan dan hokum-Nya.  Mengajarkan mengenai konsep pelayanan kepada Allah yang maha tinggi dan kekudusan hidup (Ibrani 12:14) “Sebab tanpa kekudusan, tidak seorangpun yang melihat Allah.”  

Mazmur 24 ini dituliskan mungkin sekitar tahun 1000 SM merayakan sukacita Daud atas masuknya Tabut Allah di Yerusalem dari rumah Obed Edom, di Kiryat Yearim.  Daud, Sang Penulis Mazmur 24 ini menyatakan bahwa Allah adalah Sang Pemilik Segala Sesuatu, Dialah Raja (Pemerintah) atas segalanya.   

Ayat 1-2 menyatakan “Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalmnya… “  Karena segala sesuatu adalah milik Tuhan, maka kita semua hanyalah penata layan.  Allah adalah pemilik karena Dialah yang menciptakan, dan membentuk, mendirikan, dan semuanya dibuat tepat untuk memnuhi kebutuhan manusia.  Namun tetap semua itu adalah milik Tuhan.  Sehingga sudah seharusnya kita melakukannya dengan baik, atas segala sesuatu yang Tuhan percayakan untuk ditiipkan kepada kita.  Kita tidak boleh terikat pada segala sesuatu di dunia ini karena segala sesuatu di dunia ini pasti akan berlalu (1 Yoh 2:17) Ketika dikatakan bahwa segala sesuatu didirikan di atas sunga-sungai, maka rupanya melalui puisinya ini Daud ingin menyatakan bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah sesuatu yang dasarnya tidak stabil sewaktu-waktu bisa bergoncang, karena dasarnya adalah air, segala sesuatu bisa berubah.  Hari ini kita bisa memiliki kedudukan yang tinggi, mungkinbesok bisa diambil darikita.  Hari ini kita bisa memiliki kesehatan yang sangat baik, mungkin besok kita terbaring lemah.  Karena semua adalah sesuatu yang tidak kekal.  Namun kemudian dari perenungannya atas dunia ini, Daud menceritakan tentang sesuatu yang lain yang bukan dibangun diatas air, bukan dibangun di atas pasir.  Segala sesuatu yang Tuhan berikan kepada manusia adalah sebuah bentuk pemeliharaan Allah dalam hidup kita, tetapi tidak akan selama-lamanya kita miliki, karena itu ada kerinduan untuk memiliki sesuatu yang lebih baik, lebih kokoh, yang kekal.  Maka Daud mengarahkan pemikiran kita kepada sesuatu yang lebih tinggi yaitu tempat yang tidak dibangun diatas sungai, tidak dibangun diatas pasir, itulah yang dia sebut gunung TUHAN.  Seperti yang ia katakan dalam Mazmur 15:1.  Bukit Zion dimana Bait Allah berdiri adalah gambaran Rumah Allah.  Ketika rakyat datang ke dalam Bait Allah, Daud ingin mengingatkan mereka bahwa ini adalah pola dari hal-hal surgawi, sehingga mereka harus dipimpin untuk memikirkan hal-hal surgawi dalam kehidupan merela. 
Jadi bagaimanakah tipikal dari orang-orang yang tinggal di gunung TUHAN, tempat dimana Allah bertahta dan bersekutu dengan umat-Nya?Apakah kualitas orang-orang yang berjamu dengan Tuhan dalam kasih karunia dan kemuliaan?

1.      Mereka adalah orang yang bersih tangannya.   
      Mereka adalah orang yang menjauhkan diri dari dosa.  Bersih tangan mengacu kepada tindakan yang bersih, yang kudus, terpisah dari dosa, berbeda dari dunia.  Tidak ada sesuatu pun yang berdosa yang boleh masuk ke atas gunung Tuhan, yang menunjukkan bahwa setiap orang yang bersekutu dengan Tuhan dalam Bait-Nya harus menjaga kehidupan yang kudus.  Tangan yang kita kepalkan untuk berdoa adalah tangan yang seharusnya tidka melakukan dosa, sesuatu yang melanggar perintah Allah.

2.     Mereka adalah orang yang murni hatinya.   
      Tangan yang bersih berkaitan dengan tindakan kita dengan sesama, hati yang murni berkaitan dengan sesuatu yang di dalam hati, yang  hanya kita dan Tuhan saja yang tahu.  Mereka yang tinggal di gunung Tuhan, yang bersekutu dalam Bait Tuhan adalah orang yang tidak menyimpan yang tidak kudus di dalam hatinya tidak mengijinkan ada dendam dan kepahitan bercokol di dalamnya.  Tidak ada rencana untuk menghancurkan orang lain atau segala sesuatu yang sekalipun belum dilaksanakan namun sudah dipikirkan dalam hati dan semua itu tidak sesuai dengan hukum Tuhan.

3.       Mereka tidak menipu.   
      Hatinya tidak terikat kepada apapun di dunia ini sehingga membuat dia haru menipu atau berpura pura.  Hatinay tidakmelekat pada harta, pujian  manusia, pesta pora karena tahu bahwa semua itu hanya sementara saja.

4.      Mereka tidak bersumpah palsu.  
       Mereka adalah orang yang memenuhi janjinya kepada Allah, mereka dalah orang yang memnuhi janji kepada sesame, tidak p melanggar kontrak perjanjian yang telah mereka buat, setia kepada janji setia kepada pasangan hidup.  Mereka yang tidak memiliki kesetiaa untuk memnuhi kata-kata janji mereka tidak memiliki tempat di gunung Tuhan.

5.      Mereka adalah orang yang menanyakan dan mencari Tuhan.   
            Mereka adalah orang yang berdoa.
Orang-orang seperti ini disebut generasi, artinya mereka tidak sendiri,  mereka adalah sekumpulan besar orang yang ada dari abad kea bad untuk menunjukkan kualitas hidup seorang yang tinggal di gunung TUHAN.

Apakah janji Allah bagi orang-orang yang demikian?

1.              Mereka akan diberkati, sesuai dengan janji (Mazmur 1)

2.              Mereka akan mendapatkan keadilan dari Allah.

3.       Allah adalah Pembela mereka.  Mereka adalah orang yang dibenarkan oleh Allah.  Karena Allah adalah keselamatan mereka.

Untuk memiliki kehidupan orang-orang yang berada di atas gunung, kita memerlukan:

1.       Kerendahan hati.  Untuk menghadap Allah dengan sikap benar, kita harus menyadari kesenjangan anatara Tuhan dengan kita.  Jika tidak demikian, maka usaha kita untuk memiliki kehidupan rohani yang baik, kita akan seperti orang Farisi.  Mereka giat bagi Allah namun tanpa pengertian yang benar (Roma 10:2,3)  Kebenaran kita bukan didasarkan pada kemampuan kita sendiri.

2.       Iman.  Kita membutuhkan iman kepada Kristus yang  oleh-Nya kita  boleh memperoleh kebebasan dari dosa.  Dosa utama dalam diri kita adalah ketidakpercayaan.  Hawa menunjukkan ketidakpercayaan ini saat ia menyerah kepada pencobaan.  Dengan iman, maka kebutaan rohani kita dilenyapkan, kita bisa menerima janji-janji Tuhan.  Tujuan ini bukanlah prestasi rohani melainkan persekutuan dengan Tuhan.


3.       Roh Kudus.  Galatia 5:16 menyatakan, hiudplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.  Roh Kudus bekerja dalam hati kita untuk menjadi kita serupa Kristus.  Roh Kudus ini mengungkapkan kemuliaan Allah pada kita, sehinggakita mampu datang pada Allah.  Roh Kudus yang akan mengajarkan segala sesuatu dan mengingatkan kita akan perintah Tuhan (Yoh. 14:26)

No comments:

Post a Comment